Friendship Again
Lagi-lagi untuk seorang sahabat yang kami sayangi dari dulu, kini hingga nanti. Aku bingung atas tali persahabatan yang tengah kita jalin saat ini. Nampaknya banyak perubahan dari diri kita yang kita sendiri sampai tak sadar siapa kita. Kamu tahu betapa bangganya aku atas kita. Tapi kau seolah mencoba untuk memadamkan semangatnya. Nasib kami mungkin tak sebaik kamu, yang sempurna atas rupa dan harta. Jabatan orang tua kami mungkin tak se-wah orangtuamu. Teman baikmu saat ini mungkin sama denganmu, pikiran kalian sama, lagi-lagi rupa dan harta. Begitukah caramu memandang seseorang? Lantas bagaimana Allah menilai kamu yang mempunyai akhlak seburuk itu? Sungguh aku tak dapat membayangkannya. Telingaku selalu berdenging saat kamu meneriakkan seisi dunia yang tengah kamu kejar itu. Kepalamu serasa mendongak keatas tiap kali menghadap kami. Kamu bukan artis sayang, dan kami bukan mereka yang mengejarmu, yang kami cintai namun tak apa untuk diperlakukan begitu saja.
Buka matamu dan sadarlah bahwa dunia ini bukan hanya soal harta dan gengsi, soal membeli dan mentertawakann. Aku merindukan sosokmu yang dulu, kamu yang cantik dan selalu kuanggap baik tanpa gengsi. Kamu selalu merasa benar sedang kami selalu kau anggap salah dimatamu. Tidak ingatkah kamu betapa sulitnya mempertahankan hubungan persahabatan yang kita mulai dari delapan menjadi lima. Apa kamu ingin lima itu berubah menjadi empat sedang satu tengah mendesir diujung sana. Kami yang tengah menjauh saat ini bukannya kami yang tak menyayangimu, bukannya kami yang ingin mengacuhkanmu. Kami hanya lelah sesaat dan membiarkanmu berfoya sejenak atas nikmat yang dititip Tuhan untukmu, karena jalanmu ya jalanmu, kami yang tak mampu menuntun ini hanya bisa menonton dari acuan yang berbeda. Pandanglah kami kembali bila kamu merindukan, rindukan kami ketika kau sadar bahwa kami adalah yang terbaik dan akan tetap menjadi yang terbaik.
Ingatlah bahwa kami bukan bonekamu yang seenaknya saja kau tempatkan diruang itu. Terlalu banyak kegundahan dan kegelisahan yang kamu buat saat ini, detik ini, bahkan ditahun ini. Aku takut penjauhan kita ini melepas segala cinta yang diasah. Aku juga takut bila kita tak sama-sama merindukan kembali, sama-sama tak menginginkan untuk bertemu lagi.
Ragukah kamu akan kami yang tak memiliki segala apa yang kamu impi itu?
Comments
Post a Comment