Disudut Kelas

Ingin rasanya aku selalu terpejam. Masa ini seakan membawaku kedalam keterpurukan. Aku lelah akan tuntutan, bahkan cemohan itu juga seakan ingin menghantui. Menahan sabar yang tak kunjung padam, rasanya ingin kurobek mulut itu! Aku selalu mencoba menjaga lisan yang pedih itu, sedang kalian selalu mengobralkannya. Aku juga tak mau seperti ini, butir mimpi itu takkan tergapai karenanya sedang kalian mengolok-oloknya. Tidak bisakah kalian mengerti perasaanku sedikit saja? Aku rapuh. Keindahan senja yang selalu kucaripun kini kuabaikan. Aku lelah dengan pahitnya hidup. Aku butuh kehidupan baru yang mampu membawaku dalam kedamaian. Ingin rasanya aku pergi mencari jati diri, ingin rasanya aku tabu siapakah aku sebenarnya, bukan hanya dimatamu bahkan dimataku sendiri. Aku ingin menemukan mereka-mereka yang benar mengerti tentang diriku, bukan hanya ada disaat aku senang, bukan yang selalu ingin dimengerti saja.
Pengembaraan selalu mengajarkan aku arti perjuangan. Tapi saat aku kembali pada tanah ini, dunia itu seketika berbeda. Aku tak bisa memaksakan orang-orang disekitarku untuk mengerti diri yang sedang merapuh ini. Aku rindu sebuah perjalanan, ajak aku kemanapun itu, ketempat yang lebih damai, ketempat yang membawaku kejalan menuju ketenangan. Entah sampai kapan hidup yang tak kuharapkan ini akan berakhir. Aku ingin selalu  berada ketempat yang kuinginkan.
Kuatkan aku wahai Tuhan Semesta Alam, aku rindu pada kecerahan langit yang memelukku erat pada perdamaian. Seiring berjalannya waktu, aku percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Eh hai, aku juga rindu pada mereka yang memancing tawa, ingin rasanya bertemu memeluk erat indahnya kekeluargaan bersamanya. Jangankan bertemu,  membayangkannya pun aku tersenyum.

Tulisan ini kurangkai tepat disudut ruangan kelas. Kabel panjang melingkup mencharge baterai. Dikelilingi mereka yang saat ini tak ingin kupandang, sebenarnya aku ingin menyendiri. Aneh biasanya lingkup ini selalu membuatku melupakan suatu yang buruk yang tengah kurasakan. Tapi kali ini tidak, hampa! 

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Sakit! Aku Rindu