r e s a h
Aku resah pada tanggung jawab yang ditumpahkan dengan sengaja, seolah orang-orang tak mau tau tentang hal itu. Aku lelah bergabung bersama mereka, bergabung bersama orang-orang yang hanya mengambil nilai manfaat dari berteman. Aku ingin pergi sejauh mungkin. Menapakkan kaki ketempat tinggi itu lagi. Memandang bintang yang terasa dekat. Merasakan tiada panasnya mentari dikala teriknya ia saat itu. Tanah yang berdiri diatas bumi, embun yang membekukan diri, angin yang menyayat hingga ke tulang, gelap yang menawarkan terang, pemandangan seindah bayangan kehidupan, seolah hal yang paling mengerti. Aku tak bisa marah, aku hanya bisa meneriakkan seisi sukma lalu menundukkan kepala. Kadang kala aku menangis. Seolah tak ada yang mau peduli. Are you friends? Real or not real? Aku tak bisa membedakannya lagi. Aku bingung pada kesenangan yang kalian genggam dan hanya mengajak tanpa merangkul. Kadang aku kalut saat kalian menumpahkan sebuah kesulitan dan merangkulku. Setipis itukah caramu berteman? Layaknya orang gila yang tak mengerti perasaan orang lain. Aku butuh kedamaian.
Kedamaian itu kadang kala muncul saat aku mengingatnya, bahkan kegundahanpun mampu ditepis olehnya. Bahkan saat-saat bersamanya jiwa ini terasa tenang, begitu nyaman saat aku berada didekatnya.
Namun kegundahan itu kadang kala muncul seolah ada celah untuk masuk kedalam pikiran ini. Mungkin ini waktunya untuk benar-benar peduli pada diri. Kadang kali keegoisan sangat dibutuhkan untuk perbaikan diri. Berhenti memikirkan orang lain sedang diri sendiri tak pernah dipikirkan!
Comments
Post a Comment