Today

Ingin rasanya kuhapus sedikit cinta kasih dan sayangku kepadamu. Aku malas merasakan rasanya terbakar api cemburu. Sementara kau hanya berdiam saja. Aku tak peduli siapapun itu, aku tak akan peduli apakah ada rasa diantaranya. Tak peduli shit! Buktinya kau terus memikirkannya. Aku takut kejadian seperti mereka. Yang berbahagia ditengah mawar bermekaran, sementara raflesia diam-diam menusuknya.
Inginku terpejam pada bayang-bayang semu waktu lalu. Tanpa cinta, tanpa gelisah. Aku malas menjalani cinta yang mengucilkan hatiku, yang tidak mengerti keadaanku. Aku resah. Tapi aku sangat mencintainya. Hai! Untuk apa aku bersedih? Tak apa bila ia ingin menyakitimu, yang penting kamu sudah mencoba untuk berbuat baik padanya. Jangan sedih, sesuatu yang baik pasti akan bernilai baik.
Tentang cinta, tentang diam, tentang rasa yang terus melekat, aku ingin semuanya berjalan baik-baik saja. Aku lelah merasakan sakit, aku ingin selalu bahagia, aku ingin dibahagiakan. Aku resah pada emosi diri. Aku benci pada sesuatu yang bercerai berai. Mungkin ini yang dinamakan sulitnya bertahan. Saat lelakimu banyak dikelilingi wanita lain, banyak yang membuat ia tersenyum, kau hanya mampu berdiam diri, sabarpun menjadi kekuatannya. 
Kala redup seperti ini, aku rindu diterangi bintang-bintang diatas sana. Meniduri datarnya pelataran, aku ingin kembali pada Dempo. Dipeluk erat bekunya suhu tempat itu, terkadang diterjang badai, namun tetap bertahan. Bintang-bintang menemaniku tak terhingga, beribu bahkan berjuta. Menemukan teman batu yang dapat dipercaya, supel, membuatku tertawa, tanpa ada rasa cinta dari mereka, oh indahnya. Demi keinginan kuat untuk kembali kesana,  demi hasil dalam perjuangan,  demi menemukan bintang-bintang penerangku.
Demi kita, demi penantian bibtang, beri aku kekuatab untuk selalu bertahan.

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Sakit! Aku Rindu