Tatap Diri

Ada kalanya kita harus menyendiri, bukan karena merasa sendiri tetapi memecah kepenatan yg perlahan mulai menumpuk lebih baik daripada berpura-pura tertawa, mendramatisir kondisi.
Ada kalanya kita tak tahu apa sedang yang kita harapkan, ada kalanya kita berhenti pada satu tujuan, bukan karena hilang harapan tetapi itu lebih baik daripada harus menahan diri berterusan.
Aku lelah pada tempat bising ini. Rasanya ingin aku pergi mengembara kesana kesini, ke entah berantah yang menggelegar sukma. Berdiam jauh, lebih baik dari berdiam disini. Aku rindu pada ketinggian dan terjun ke alam bebasnya. Aku rindu pada kepedulian antar sesama, bukan hanya mempedulikan tetapi juga ingin dipedulikan. Aku ingin bersandar pada pepohonan yang menyejukkan jiwa, atau sekedar berdiam di hammock meredamkan raga, berada di ketinggian melawan rasa takut ditempat rawannya. Mendidik diri agar terus berani berani dan berani, melupakan 'ketakutan' yang berada didalamnya.
Aku muak pada hits? gengsi? Cantik? branded? tahta? dan apalah itu namanya. Ingin aku menjauh dalam sandarannya. Menikmati buaian alam lebih baik daripada bergelantungan dilantai menapaki kemajuan dunia yang mulai keropos ini.
Menjauh menjauh menjauh dari segalanya. Persaingan ini itu, ingin rasanya aku mengalah, menghindar dari segalanya. Bukan karena tak percaya diri, menjaga sikap agar tetap tegap lebih baik daripada hasil nantinya diakui oleh orang lain. Menghindar!
Jaringan pertemanan yang kian menipis, menapak tipisnya cara berteman, hingga melupakan bagaimana caranya menghargai. Meninggikan ego, mengabaikan orang lain. Shit attitude!
Bintang diperinjakan baru itu sangat sedikit, pijakannya pun ringan, terlalu ramai ajakan, kurang memuas diri. Mengalir sebentar, tiada kesan.
Aku resah ditempat ini, tiada ketenangan. Berjuang berjuang dan berjuang lagi! Menikmati piciknya cara orang.
Aku ingin menjadi air, mengalir, tenang, ketempat yang jauh.

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Sakit! Aku Rindu