Oh,you
Aku menyayanginya dengan setulus hatiku. Aku ingin mencoba menjadi yang sempurna hanya untuknya. Untuknya, orang yang selalu ada. Orang yang benar-benar seperti bintang, malaikat pelindung hatiku. Bersamamu adalah anugrah yang menggugah semangat hidupku, melepaskan segala bimbang-bimbangku. Aku ingin selalu berada didekatmu, aku selalu merindukanmu, aku selalu menunggu kabar darimu kapanpun dan dimanapun itu. Aku yang mungkin belum bisa menjadi yang terbaik untukmu. Semoga Tuhan melangkahkan kita dengan arah yang sama, arah yang menjadi tujuan kita. Maaf untuk diri yang belum bisa menjadi dewasa untuk kita, maaf untuk ego yang belum bisa dikontrol. Maaf karena terlalu menyayangimu adalah hal yang membuat aku tak bisa berkutik, selalu memikirkanmu, ingin tahu segala tentangmu, mengintip-intip masa lalumu dengan dia, mencemburuimu tanpa kau tahu. Berdosakah aku membayangkan segalanya tentang kita, mengais-ais masa kita kedepan, menjaga agar tak ada kata sakit diantara kita, selalu, berusaha sekuat mungkin agar kau selalu nyaman saat kita bersama.
Dunia ini terasa indah, tiada beban, saat kita berjumpa. Merajut tawa, melepas rindu, mencintaimu. Hal yang selalu mengganggu, mempertemukanmu dengan keluargaku? Ah, secepat itukah. Aku tak pernah memboyong lelaki manapun ketempat itu, bahkan yang lalu berlalu tiga tahun itupun tak pernah merasakan getaran rumah itu, hanya menijak namun tak kunjung bertemu. Keluargaku tak sehangat seperti yang kau jumpai sebelumnya. Tak akan menyenangkan, akupun mencuri kehangatan darimu, dari kasih sayangmu. Mengertilah untuk itu. Aku masih terlalu kecil untuk mengerti tentang itu dan kupun tak pernah memperlajarinya. Ini adalah hal yang paling kutakutkan dari mengikat diri. Memperkenalkan satu lelaki untuk ayah ibu, hanya satu, kalimat penyejuk hati.
6 November 2015, kita bertemu dan terus berlanjut hingga 22 November 2015 kita mengikat diri, dan hari ini kita masih bertahan, Aku Bahagia.
Comments
Post a Comment