Cerita Dikit
Aku pernah merasakan pedih yang begitu dalam. Sedalam mataku menutup lalu meneteskan air mata itu. Aku tak tahu kepedihan apalagi yang akan kurasakan selanjutnya. Mampukah aku melewatinya, nanti dikemudian hari.
Aku bingung dengan kehidupan keluarga ini, lain dari yang lain. Aku iri dengan kehidupan teman-temanku, begitu damai mereka merasakannya. Contoh kecil saja, i'm traveller. Aku suka berpergian kemana saja via apapun dan bersama siapapun (teman-temanku). Tiap kali sampai ditujuan bahkan masih diperjalanan, mereka selalu dihubungi dan ditanya kabarnya. Dan tiap kali moment itu muncul aku selalu menahan linangan air mata, ya aku iri pada mereka. Tak usah contoh itu, kita bagi kelingkup yang lebih kecil lagi, tiap pulang malem pun kalo bepergian kemana2 temenku teleponnya udah pada bunyi, lah aku?:')
Lupakan itu, hanya hal kecil tak perlu terlalu dipikirkan. Aku bingung dengan keluarga yang hampir rapuh ini. Aku inget saat kecil papa ngajarin aku sama kakak ngaji, begitu keras. Tetapi berhasil, sampai saat ini aku merasa sangat indah melantunkan ayat-Nya. Bahkan saat aku bersedih, cuma ngaji yang bisa bikin hati ini tenang, begitu damai. Tapi entah mengapa aku merasa mirisku ini juga karena pasangan ibuku ini. Papa, ya papa begitulah aku memanggilnya. Orang yang paling dekatku ya dia, bukan mama hehe. Tapi orang yang kusayang itu rupanya mampu membuat luka dihatiku dan mama. Aku jadi inget waktu itu aku masih mengenakan putih merah, inget banget waktu itu aku kelas 3 sd. Pas pulang dari sekolah ktemu papa sama 'nenek sihir' itu ditempat makan deket sekolab terus gabung
Papa bilang dia "ibu". Ya masih oon kan pada waktu itu, jadi kebanyakan mikir ibu apa sih ibu guru bukan, ngajar les bukan, ustadzah yang ngajar ngaji jadi juga bukan. Eh pas semakin dewasa sampe sekarang baru sadar kalo itu ibu tiri. Ha? Ibu tiri? Ga punya kok. Itu nenek sihir pengacau keluarga orang. Kalian bisa kebayang gak sih gimana sakitnya mama pada wakti itu? Waktu aku masih kecil aku sempet liat dia nangis, aku inget banget? Tapi karena masih kecil dan ga ngerti apa-apa ya cuma bisa diem doang. Pernah juga waktu itu si nenek sihir mengacaukan isi rumah, semua keliatan porak-poranda waktu aku pulang sekolah (sd). Kalo seandainya kejadian itu aku udah gede kayak sekarang, waduh jangan macem-macem ya nenek sihir, mampus lo.
Pejabat kelas bawah, ya namanya masih 'pejabat'. Mobilpun kami tak punya, aduh pejabat ga punya mobil ga malu atuh? Ya, papa gak malu 'kayaknya'. Semua demi keluarga dan nenek sihir beserta anak-anaknya. Dulu, banyak anak banyak rezeki. Kalo sekarang 'cung kediro' banyak cucung tambah saro:) Disaat orang lain sudah pada maju, akunya gini-gini aja. Angkot dan jalan kaki masih menjadi tradisi bepergian. Kadang kalo tampil cantik rasanya suka malu kalo diliat temen yg high class. Mau sok-sokan ikut ya gak bisa, aku mah apah hehe. Tapi gapapa, cos i'll be succes in the future and i can buy everything who i want, right.
Satu lagi yang bikin rapuh, punya saudara yang ga kerja-kerja udah kayak orang gila dirumah, suka ngomel-ngomel lagi. Tuhan berikan dia pekerjaan dengan cepat:') Aku lelah dengan kehadirannya. Beda, ga kayak saudara-saudara orang lain yang baik suka membantu. Bikin tugaspun mau pinjem laptop pelitnya minta ampun sampe harus berantem dulu. Mulut ya ga bermoral, aku benci. Abaikan aku malas membahasnya. Ditambah lagi saat pdkt sama orang, pasti selalu ditanya "berapa bersaudara?" Terus kalo udh dijawab pasti nanya lagi "punya kakak/adek?, kuliah/kerja dimana?". Jujur aku minder jawabnya sebab itu aku selalu mengalihkan kalo ditanya,daripada berkata bohong kan ya:')
Ya Allah, kumohon beri aku kemudahan dalam mencapai kesuksesan. Aku tahu jalannya dikemudian akan sulit, pasti akan ada pertentangan yang tak diharapkan. Beri aku kekuatan untuk menemukan mana jalan yang terbaik agar aku tak memilih jalan yang salah. Tuhan, tolong juga letakkan hatiku untuk seseorang yang tepat, aku lelah bersama mereka yang datang lalu pergi padahal aku sudah welcome. Jangan iris hati ini dengan banyak goresan luka Ya Allah agar aku tak menerima luka yang terlalu dalam lagi Amin dan satu lagi doaku dipenghujung tulisan ini, aku mohon ingatkan aku selalu kepada-Mu agar aku berada dijalan yang engkau ridhoi. Amin Ya Rabb
Comments
Post a Comment