Kecewa

Aku tak pernah betah berada disini. Selalu saja ada saja zona yang mengganggu hati dan pikiranku. Disini, aku merasa sendiri. Hampa, begitulah aku menyebutnya. Aku sangat ingin sekali hidup seperti orang, dimana mereka mendapatkan kenyamanan dan kebahagiaan bak bidadari yang selalu dipuja-puja. Aku selalu bertanya kepada Tuhan, kenapa itu semua tak terjadi pada kehidupanku. Aku iri? Jujur iya. Selama ini, aku hanya mengkhayalkan kebahagiaan yan g aku cari, yang aku impi-impikan. Sekadar celoteh orang, katanya mengkhayal itu indah. Yups, memang benar. You're happiness is your dream guys. Jadi aku selalu mengkhayal untuk  membentuk kebahagiaan. Walai sekedar imajinasi, tapi setidaknya meringankan beban yang ada di hati dan pikiranku. Aku iri dengan kehidupan orang yang memiliki kehidupan sederhana, namun ia selalu bahagia. Aku iri dengan orang kaya yang semua kebutuhannya terpenuhi. Aku juga iba dengan orang-orang uang suka meledek fisik, padahal ia sendiri menurutku tidak sempurna. Ya mereka tidak sempurna. Tidak ada manusia yang sempurna guys. Jadi aku tidak perlu khawatir jika mereka mengejek ketidaksempurnaanku, yang secara tidak langsung mengejek ketidaksempurnaan mereka sendiri.
Hai, aku juga kecewa pada cinta yang datang. Cinta yang tidak saling memikirkan. Cinta yang egois. Dan cinta yang berujung pada kebencian. Nampaknya, aku kecewa pada kehidupan. Aku kecewa pada manusia yang mengobralkan suaranya dengan menyakiti orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Toh, orang tersebut juga belum tentu menerima ya guys. Begity pula aku. Aku selalu menyimpan semuanya saat orang memuji ataupun mengejekku. Aku selalu menyimpan semuanya sendirian. Belum ada yang sepenuhnya kupercaya. Karena aku tertutup, kekecewaanpun kututupi dengan senyuman belaka. Aku keceqa.

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Sakit! Aku Rindu