YA
Tentang
dia yang selalu aku pikirkan. tentang rindu yang tiada henti. Aku tak pernah
mau untuk merasakan rasa sesal. Tapi Tuhan, rasa apa ini sehingga aku merasa
sangat kesal, sehingga aku merasa bersalah atas sesuatu yang bukan kesalahanku.
Apa ini yang dinamakan cinta sejati? Tidak, Ini Sudah terlambat walaupun belum
terlambat. Aku selalu memperhatikannya. Aku teringat pada kenangan semu
tahun-tahun lalu. Bahkan kenangannya pun masih sangat nyata. Tuhan, aku tak
tahu bagaimana aku memainkan peranku untuk kedepannya. Yang aku tahu, peran
yang kau berikan saat ini sungguh membuat aku merasa dilema. Dilema bagaikan
debu, yang digenggam erat dan selalu terlepas.
Lalu
tentang dia yang saat ini ada. Dia ada, selalu ada, tapi seakan berpaling. Aku merasa
sayang namun aku selalu berpikiran negatif. Tentang dia, tantang orang-orang
disekitarnya. Kasih sayangnya tak utuh. Aku bagaikan orang yang sedang lari
ditempat. Sudah merasa lelah, tapi selalu berada pada titik itu. Dunia seakan menyuruhku untuk selalu
berjuang. Lalu kapan aku bersenang-senang? Aku lelah pada hari yang kulewati
dengan datar, memandang negatif, seakan takut akan sesuatu.
Bila
hariku esok telah tiba, ntah siapa dia, aku lelah memikirkannya. Karena berharap
pada sesuatu di dunia itu sama saja nol. Biarkan merasa nol, daripada up namun
nol. Aku merasakan keretakan yang begitu dalam sehingga aku tak sanggup untuk
menghiraukan segala hal. Aku penat. Aku ingin hari-hariku menjadi bahagia. Demi
cinta. Mengapa kita harus mengenal
cinnta di dunia? Kapan aku akan bertemu dengan yang benar-benar cinta? Dengan orang
yang akan tersenyum melihat rengekanku, dengan orang yang akan selalu mencoel
pipiku diatas amarahku, dengan orang yang memeluk atas kesenangannya yang
kupunya, dengan orang yang akan selalu mendukungku walaupun ia tahu buruknya
aku.
Apakah
mimpi waktu lalu hanya mimpi? Tapi mengapa seolah nyata? Oh, andaikan itu
menjadi nyata. Aku merasa tersesat saat ini. Belum lagi gangguan-gangguan
mereka yang seolah inginku terjang. Mengapa dunia selalu menjadikan semuanya
misteri. Aku ingin ini ingin itu. Tak ada satupun kecuali hasil perjuangan,
hasil akal pikiran yang baik. Tapi untuk instan seperti mereka yang diluar
sana? No. Kadang aku bahagia karena dengan ini Tuhan memberikan aku pikiran
yang benar dan berakal. Namun aku kadang iri Tuhan. Kadnag aku ingin menjadi
egois seperti mereka yang diluar sana. Ringan, seperti tiada beban.
Ya
Allah, hilangkan pikiranku seperti yang sekarang ini. Rasanya sulit sekali
untuk mengontrol emosi. Jangan hanya tidur ku yang nyenyak, biarkan hidupku
juga begitu. Dan aku masih menunggu. Dan aku yakin Tuhan, bila aku yakin semua
akan berjalan baik-baik saja. Tetaplah berada disampingku walau aku sendirian.
Allahumma shalli ‘ala sayyidina muhammad.
Comments
Post a Comment